Pelaksanaan Monev Kerja Sama Kementerian Sosial dan CBM Global di D.I. Yogyakarta
Saya berkesempatan untuk mengikuti kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) kerja sama Kementerian Sosial dan CBM Global yang dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I. Yogyakarta).
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan bahwa program-program yang telah direncanakan berjalan sesuai dengan ketentuan, tujuan dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat, khususnya penyandang disabilitas.
Kegiatan monev diikuti oleh berbagai unsur Kementerian/Lembaga yang tergabung dalam Tim Perizinan Ormas Asing (TPOA) dan Kementerian Sosial selaku pengampu dari Kerja sama dari CBM Global di Indonesia. Adapun TPOA terdiri dari perwakilan berbagai instansi pemerintah pusat yang bertanggung jawab dalam proses perizinan dan pengawasan terhadap organisasi masyarakat asing yang beroperasi di Indonesia.
Kegiatan Monev ini bertujuan untuk menilai sejauh mana program kerja sama Kementerian Sosial dan CBM Global telah mencapai target yang ditetapkan. Selain itu juga mengidentifikasi kendala dan tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan program. Serta menyusun rekomendasi untuk perbaikan dan peningkatan efektivitas program ke depan.
Daerah Istimewa Yogyakarta dipilih sebagai lokasi Monev karena daerah ini memiliki program kerja sama yang cukup signifikan dalam upaya rehabilitasi dan pemberdayaan penyandang disabilitas, khususnya Orang dengan disabilitas psikososial (ODDP).
Selama kunjungan, tim Monev melakukan beberapa kegiatan, antara lain Kunjungan lapangan ke beberapa lokasi program untuk melihat langsung pelaksanaan kegiatan; Diskusi dengan penerima manfaat untuk mendapatkan umpan balik langsung dari Masyarakat; dan Rapat koordinasi dengan pemerintah daerah dan mitra lokal untuk membahas capaian dan tantangan yang dihadapi.
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) kerja sama Kementerian Sosial dan CBM Global di Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I. Yogyakarta) dilaksanakan melalui serangkaian agenda yang terstruktur. Berikut adalah rincian kegiatan yang dilakukan oleh tim Monev.
Entry Briefing
Kegiatan Monev diawali dengan Entry Briefing pada tanggal 17 Februari 2025 di Kota Yogyakarta. Briefing ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan memberikan gambaran umum tentang tujuan, metode, dan jadwal pelaksanaan Monev kepada seluruh tim. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Sosial, CBM Global, serta anggota Tim Perizinan Ormas Asing (TPOA).
Diskusi dengan Pemerintah Daerah D.I. Yogyakarta
Pada tanggal 18 Februari 2025, tim Monev melaksanakan Sesi Diskusi dengan Pemerintah Daerah D.I. Yogyakarta di Ruang Rapat Sekretariat Daerah Pemda D.I. Yogyakarta. Diskusi ini dihadiri oleh berbagai unsur, antara lain Sekretariat Dearah D.I. Yogyakarta (Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat, Biro Umum dan Protokol, dan Biro Hukum); Dinas Sosial; Dinas Kesehatan; dan Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah; serta Pusat Rehabilitasi Yakkum selaku mitra kerja CBM di D.I. Yogyakarta.
Dalam diskusi ini membahas capaian program, tantangan yang dihadapi, serta langkah-langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas program rehabilitasi dan pemberdayaan penyandang disabilitas di D.I. Yogyakarta.
Kunjungan ke Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL)
Setelah sesi diskusi, tim Monev melakukan kunjungan ke Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL) di Purwomartani, Kabupaten Sleman. Di BRSBKL tim Monev melakukan diskusi dengan Kepala Dinas Sosial D.I. Yogyakarta, Kepala dan pegawai BRSBKL, serta instruktur keterampilan bagi Penerima Manfaat (PM).
Selain itu Tim monev juga malakukan peninjauan kondisi PM dan fasilitas yang ada di BRSBKL. Dalam pertemuan di BRSBKL juga dihadiri tokoh masyarakat dan aparat pemerintah kalurahan sekitar. Kunjungan ini memberikan gambaran langsung tentang pelaksanaan kerja sama CBM dengan Dinas Sosial D.I. Yogyakarta dalam program rehabilitasi dan pemberdayaan penyandang disabilitas ODDP di BRSBKL milik Dinas Sosial D.I. Yogyakarta.
Diskusi dengan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)
Pada tanggal 19 Februari 2025, tim Monev mengadakan Sesi Diskusi dengan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) di Ruang Rapat Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) D.I. Yogyakarta.
Diskusi ini dihadiri oleh Pemerintah Daerah D.I. Yogyakarta (Biro Kesejahteraan Rakyat, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah, dan Inspektorat); TPKJM Daerah Kabupaten Gunungkidul; TPKJM Daerah Kabupaten Sleman; TPKJM Daerah Kabupaten Kulon Progo; serta Pusat Rehabilitasi Yakkum. Pada diskusi kali ini fokus pada upaya meningkatkan layanan kesehatan jiwa masyarakat dan integrasi program rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas.
Dimana TPKJM dimasig-masing daerah melibatkan berbagai organisasi Perangkat Daerah terkait seperti Sekretariat Daerah, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dinas Komunikasi dan Informasi, Dinas Koperasi dan UKM, Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida/Bappeda), dan Inspektorat. Selain itu juga melibatkan Kapanewon (Kecamatan), Kalurahan (Desa/Kelurahan), dan Puskesmas.
Kunjungan ke Kalurahan Sidoagung, Godean, Kabupaten Sleman
Tim Monev juga melakukan kunjungan ke Kalurahan Sidoagung di Godean, Kabupaten Sleman. Disana tim melakukan diskusi dengan Lurah Sidoagung, Self Help Group (SHG) Ngudi Laras, dan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman. Kegiatan dihadiri pula oleh Babinsa, Babinkamtibmas, Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), tokoh masyarakat, dan Orang dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) sebagai PM.
Baca juga: Monitoring Kegiatan CBM Global di D.I.Yogyakarta, Lihat capaian kegiatan di 2 Lokasi
Tim Monev juga diajak untuk membuat ecoprint yang menjadi aktivitas dari program pemberdayaan ekonomi bagi PM. Kegiatan pembuatan ecoprint ini menunjukkan komitmen pemerintah dan mitra dalam mendukung kemandirian ekonomi SHG ODDP melalui program kreatif dan berkelanjutan.
Hasil dan Manfaat Kerja Sama Kementerian Sosial dan CBM Global
Melalui kegiatan Monev program kerja sama Kementerian Sosial dengan CBM yang dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I. Yogyakarta), tim Monev berhasil mengidentifikasi sejumlah capaian dan manfaat dari kerja sama Kementerian Sosial dan CBM Global. Berikut adalah hasil dan manfaat yang diperoleh:
Advokasi Regulasi untuk Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial bagi ODDP
CBM Global telah berhasil mengadvokasi dan mendorong Pemerintah Daerah untuk menerbitkan berbagai regulasi yang mendukung implementasi program rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi ODDP. Regulasi dapat menjadi landasan hukum yang kuat untuk menciptakan masyarakat inklusif, di mana penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dalam mengakses layanan sosial, kesehatan, dan ekonomi.
Program “Open the Gate”: Menurunkan Stigma dan Meningkatkan Kemandirian
Melalui program “Open the Gate”, CBM Global bersama Dinas Sosial D.I. Yogyakarta berhasil menurunkan stigma terhadap Orang dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) dan meningkatkan kemandirian penyandang disabilitas beserta keluarganya. Program ini juga memberikan pendampingan dan pelatihan keterampilan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas.
Kolaborasi dan Integrasi Program Kesehatan Jiwa (ODDP)
CBM Global bersama mitranya berhasil menyatukan berbagai unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di wilayah kerjanya, khususnya di D.I. Yogyakarta, untuk melaksanakan program penanganan kesehatan jiwa (ODDP) secara kolaboratif dan integratif. Hal ini menunjukkan adanya sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan lembaga terkait.
Aplikasi Regulasi dan Kebijakan ke dalam Pedoman Teknis
CBM Global juga berhasil mendorong teraplikasikannya regulasi dan kebijakan yang telah disusun ke dalam pedoman teknis untuk digunakan oleh Tim Pelaksana. Pedoman ini menjadi acuan dalam pelaksanaan program di lapangan, sehingga kegiatan rehabilitasi dan perlindungan sosial dapat dilakukan secara lebih terstruktur dan terukur.
Strategi Berkelanjutan CBM Global untuk Membangun Masyarakat dan OPD yang Mandiri
Meskipun kerja sama Kementerian Sosial dan CBM Global telah memberikan banyak manfaat dan capaian positif, penting untuk memastikan bahwa program-program ini dapat berjalan secara mandiri dan berkelanjutan setelah CBM Global mengurangi atau mengakhiri keterlibatannya.
Baca juga : Peran Orang Tua dalam Mencegah Depresi pada Anak
Untuk itu, CBM Global perlu menyiapkan exit strategy yang matang guna membangun masyarakat dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
Rekomendasi TPOA untuk Kerja Sama Kementerian Sosial dan CBM Global
Berdasarkan hasil Monitoring dan Evaluasi (Monev) yang dilakukan, Tim Perizinan Ormas Asing (TPOA) memberikan beberapa rekomendasi penting kepada CBM Global untuk memastikan bahwa program-program yang dijalankan tetap sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip kerja sama yang baik.
Ketaatan terhadap Undang-Undang
CBM Global perlu memastikan bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, termasuk ketentuan yang tercantum dalam Memorandum Saling Pengertian (MSP). Hal ini penting untuk menghindari pelanggaran hukum dan memastikan keberlanjutan program.
Koordinasi dan Keamanan
Koordinasi yang baik dengan instansi pemerintah dan pemangku kepentingan lokal sangat penting untuk memastikan keberhasilan program. Selain itu, aspek keamanan juga perlu diperhatikan, terutama dalam hal perlindungan data dan informasi sensitif.
Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan yang transparan dan akurat merupakan salah satu kunci keberhasilan program. CBM Global perlu memastikan bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang berlaku dan disampaikan tepat waktu kepada pihak terkait.
Publikasi
Publikasi kegiatan dan hasil program perlu dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kesimpulan
Kegiatan Monev ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang pelaksanaan program kerja sama Kementerian Sosial dan CBM Global. Hasil dari Monev ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas program ke depan.
Hasil dan manfaat dari kerja sama Kementerian Sosial dan CBM Global ini menunjukkan bahwa upaya kolaboratif antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan lembaga terkait dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi penyandang disabilitas.
Melalui advokasi regulasi, program pemberdayaan, kolaborasi antar-OPD, dan penyusunan pedoman teknis, CBM Global telah berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan mendukung kemandirian penyandang disabilitas.
- TERIMA KASIH ATAS DUKUNGAN KAMU YANG TELAH MEMBACA TULISAN INI SAMPAI SINI.
- Kami sangat senang bisa menyempatkan waktu di tengah kesibukan yang padat untuk membuat konten seperti ini.
- Jika kamu ingin menyampaikan masukan atau berbagi tulisan atas pengetahuan, pengalaman, serta informasi positif lainnya di website ariefrd.id, kamu bisa mengirimkan melalui email dibawah.
Semoga kita dapat bersama-sama membantu dalam membangun masyarakat yang lebih baik, dengan berbagi tulisan. Karena berbagi berarti berkehidupan! Saya berharap semua aktivitas yang kita jalankan saat ini berjalan dengan baik dan dalam penyertaan yang ALLAH Yang Maha Kuasa. Salam SUKSES dan SEHAT untuk Kita semua!
Rekomendasi dari TPOA merupakan panduan penting bagi Kementerian Sosial dan CBM Global untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan program-program kerja sama yang dijalankan. Sehingga dapat memastikan bahwa kerja sama tetap berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku, transparan, dan akuntabel.
Sebagai seorang blogger, saya merasa bangga bisa menyaksikan langsung dampak positif dari program ini. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam upaya menciptakan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan.
Terima kasih telah mengikuti cerita saya!