Jakarta – Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos) merupakan kementerian yang memiliki mandat untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial. Kemensos memegang peran kunci dalam pelaksanaan pendekatan ekonomi perawatan di Indonesia.

  • Ekonomi perawatan di Indonesia
  • Ekonomi perawatan di Indonesia
  • Ekonomi perawatan di Indonesia

Diskusi Ekonomi Perawatan di indonesia: 12-PAS Sasaran Layanan Kementerian Sosial

Untuk mendukung penguatan kapasitas terkait Care Economy, Kemensos berkolaborasi dengan Oxfam di Indonesia dan Yayasan Penabulu menyelenggarakan Diskusi Ekonomi Perawatan (Care Economy): Pendalaman Substansi dan Penerapannya di Indonesia.

Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 24 Februari 2025, di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial, Jl. Salemba Raya 28, Jakarta Pusat. Acara yang dimulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB ini dibuka oleh Staf Ahli Menteri Sosial Bidang Teknologi Kesejahteraan Sosial. Dalam sambutan dan arahannya, menegasakan komitmen Menteri Sosial terhadap sasaran layanan Kemensos yang disebut dengan 12-PAS (Pemerlu Atensi Sosial).

Anak-anak rentan, penyandang disabilitas, lansia terlantar, keluarga dengan berpendapatan rendah, korban bencana, kelompok afirmatif, warga binaan, korban kekerasan, korban nazpa dan hiv/aids, mereka yang bermasalah sosial, perempuan rentan dan fakir miskin hampir seluruhnya memerlukan perawatan intensif. Jika tidak dipelihara dan dirawat dengan benar  akan terus menggerus pertumbuhan perekonomian. Namun jika diurus dan diberikan perawatan yang benar akan memberikan keuntungan ekonomi.

Pembicara Berpengalaman: Kolaborasi Multisektor untuk Ekonomi Perawatan

Kegiatan ini menghadirkan pembicara dari berbagai unsur pemangku kepentingan. Dari sisi pemerintah, hadir perwakilan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) serta Kementerian PPN/Bappenas. Turut berpartisipasi pula Organisasi mitra Pembangunan dan Organisasi kemasyarakatan seperti International Labour Organization (ILO), UN Women, Oxfam Indonesia, The Prakarsa, Love Care, dan Smeru Research Institute.

Baca juga: Perlindungan Sosial dan Care Ekonomi: Sebuah Sinar Harapan Dalam Pekerjaan Sosial

Selain itu, hadir pula perwakilan dari Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), Pengurus Besar Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PB PWRI), dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) sehingga memperkaya diskusi dengan perspektif yang beragam dan mendalam.

Pentingnya Perawatan Langsung dan Tidak Langsung dalam Masyarakat

Ekonomi perawatan dianggap sebagai salah satu pilar penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi yang inklusif. Pekerjaan perawatan baik secara langsung maupun tidak langsung, sangat penting bagi masyarakat dan perekonomian.

Penyediaan perawatan secara langsung mencakup tugas-tugas yang mensyaratkan terjadinya kontak antara pemberi perawatan dan orang yang menerima perawatan. Seperti menyusui bayi, membantu anak mengerjakan pekerjaan rumah, merawat orang lanjut usia yang terbaring di tempat tidur, atau memberikan dukungan emosional kepada seseorang yang didiagnosis menderita penyakit stadium akhir.

Penyediaan perawatan langsung tentu perlu didukung oleh aktivitas perawatan tidak langsung. Perawatan yang tidak melibatkan kontak namun tetap merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam penyediaan perawatan.

Termasuk perawatan tidak langsung yaitu tugas-tugas rumah tangga yang umum, misalnya memasak, membersihkan, mencuci, berbelanja dan perbaikan serta pemeliharaan rumah tangga, mengumpulkan kayu bakar atau pengolahan makanan, dan masih banyak lainnya.

Menciptakan Sistem Perawatan yang Berkelanjutan dan Adil

Ekonomi perawatan bukan hanya tentang memberikan layanan. Tetapi juga tentang menciptakan sistem yang berkelanjutan dan adil bagi semua pihak. Terutama bagi para pekerja perawatan yang seringkali kurang dihargai.

Pendekatan holistik sangat penting dalam pengimplementasian ekonomi perawatan. Ekonomi perawatan di Indonesia harus dilihat sebagai investasi jangka panjang yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.

Untuk itu perlu kolaborasi antara pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta untuk mengoptimalkan penerapan ekonomi perawatan di Indonesia.

Terima kasih sudah meluangkan waktu membaca tulisan ini! Masukanmu sangat berarti bagi kami. Jika Anda ingin berbagi pengetahuan atau pengalaman, silakan kirimkan tulisan kamu ke alamat email dibawah. Dukungan kalian sangat berarti bagi kami. Semoga kita dapat terus bekerja sama dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Sekali lagi, terima kasih banyak atas dukungannya. Saya berharap semua aktivitas yang kita jalankan saat ini berjalan dengan baik dan dalam penyertaan yang ALLAH Yang Maha Kuasa. Salam SUKSES dan SEHAT untuk Kita semua!

Tantangan dan Peluang Integrasi Ekonomi Perawatan di Indonesia

Dalam diskusi, peserta diajak untuk membahas tantangan dan peluang dalam mengintegrasikan ekonomi perawatan ke dalam kebijakan sosial dan ekonomi di Indonesia. Peserta juga diajak untuk merumuskan langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja. Serta peluang kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam memperkuat kapasitas Kemensos dengan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya. Dengan adanya kolaborasi yang kuat, diharapkan dapat menciptakan sistem perawatan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan dalam implementasi ekonomi perawatan di Indonesia.

Peringkat: 1 dari 5.

Eksplorasi konten lain dari Ariefrd.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca