Ekonomi Hijau (Ekonomi Ramah Lingkungan)
Ekonomi hijau adalah model ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan. Model ini berfokus pada pembangunan berkelanjutan dengan menggunakan sumber daya alam secara efisien dan bertanggung jawab.
Beberapa prinsip utama ekonomi hijau:
- Penggunaan energi terbarukan. Mengganti bahan bakar fosil dengan sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, dan air;
- Efisiensi sumber daya. Mengurangi penggunaan sumber daya alam dan meningkatkan efisiensi penggunaannya dalam berbagai sektor;
- Konservasi dan keanekaragaman hayati. Melestarikan alam dan melindungi keanekaragaman hayati;
- Produksi dan konsumsi berkelanjutan. Mendorong produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab dengan meminimalkan limbah dan polusi; serta
- Pengembangan teknologi ramah lingkungan. Mendukung pengembangan dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.
Ekonomi hijau menawarkan banyak manfaat, seperti penciptaan lapangan kerja; peningkatan kualitas hidup; dan ketahanan ekonomi. Sektor ekonomi hijau dapat menciptakan banyak lapangan kerja baru di bidang energi terbarukan, efisiensi energi, dan pengelolaan lingkungan. Ekonomi hijau juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan akses ke energi bersih, air bersih, dan lingkungan yang sehat. Selain itu ekonomi hijau juga dapat membantu membangun ketahanan ekonomi terhadap perubahan iklim dan krisis lingkungan lainnya.
Penggagas ekonomi hijau
Konsep ekonomi hijau tidak memiliki satu penggagas tunggal, melainkan berkembang melalui kontribusi berbagai pihak selama beberapa dekade. Berikut beberapa tokoh dan organisasi yang memainkan peran penting dalam perkembangannya:
Awal Mula
Laporan Brundtland (1987)
Laporan “Our Common Future” atau dikenal sebagai Laporan Brundtland, diterbitkan pada tahun 1987 oleh Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (WCED) yang dipimpin oleh Gro Harlem Brundtland. Laporan ini merupakan salah satu laporan paling penting tentang pembangunan berkelanjutan dan telah memberikan pengaruh besar pada kebijakan lingkungan dan pembangunan di seluruh dunia.
Isi Laporan ini membahas berbagai isu terkait dengan pembangunan berkelanjutan, termasuk Hubungan antara lingkungan dan Pembangunan; Kebutuhan untuk melindungi lingkungan; Kebutuhan untuk meningkatkan taraf hidup Masyarakat; dan Pentingnya kerjasama internasional.
Laporan Brundtland mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai “pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang”. Definisi ini telah menjadi definisi yang paling banyak digunakan dan diterima secara global.
Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Rio Earth Summit, 1992)
Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (KTT Bumi) atau Rio Earth Summit adalah sebuah konferensi besar yang diadakan di Rio de Janeiro, Brasil pada tanggal 3-14 Juni 1992. KTT ini dihadiri oleh lebih dari 100 kepala negara dan perwakilan dari 178 negara, serta organisasi non-pemerintah dan organisasi internasional.
Tujuan utama KTT Bumi adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah lingkungan global; mendorong kerjasama internasional untuk mengatasi masalah lingkungan; dan mengembangkan rencana aksi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Beberapa dokumen penting yang dihasilakan dari KTT Bumi diantaranya adalah:
- Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan, sebuah pernyataan yang berisi 27 prinsip yang disepakati oleh semua negara peserta KTT Bumi. Deklarasi ini menegaskan kembali komitmen negara-negara untuk melindungi lingkungan dan mencapai pembangunan berkelanjutan.
- Agenda 21, sebuah rencana aksi global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Agenda 21 berisi 40 bab yang membahas berbagai isu terkait dengan pembangunan berkelanjutan, seperti kemiskinan, perubahan iklim, dan keanekaragaman hayati.
- Prinsip Hutan, sebuah pernyataan yang berisi 15 prinsip yang mengatur pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Prinsip Hutan menekankan pentingnya hutan bagi lingkungan dan pembangunan ekonomi.
KTT Bumi telah memberikan pengaruh besar pada kebijakan lingkungan dan pembangunan di seluruh dunia. KTT ini telah membantu untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan; mendorong pemerintah untuk mengadopsi kebijakan yang lebih berkelanjutan; dan mendorong sektor swasta untuk terlibat dalam pembangunan berkelanjutan
Pengembangan dan Implementasi
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP)
UNEP telah menjadi salah satu organisasi terdepan dalam mempromosikan ekonomi hijau dan menerbitkan berbagai laporan dan panduan terkait. UNEP (United Nations Environment Programme) adalah badan PBB yang berfokus pada isu-isu lingkungan global. UNEP didirikan pada tahun 1972 dan berkantor pusat di Nairobi, Kenya.
UNEP adalah badan PBB yang memainkan peran penting dalam melindungi lingkungan global. UNEP bekerja sama dengan berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk mengatasi berbagai isu lingkungan. Misi UNEP adalah untuk memberikan kepemimpinan dan mendorong kemitraan dalam upaya melindungi lingkungan dengan menginspirasi, memberi informasi, dan memungkinkan negara dan rakyat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka tanpa membahayakan generasi mendatang.
UNEP memiliki beberapa tugas dan fungsi utama, antara lain menilai kondisi lingkungan global dan trennya; mengembangkan kebijakan dan program lingkungan; memberikan bantuan teknis kepada negara-negara berkembang; dan mempromosikan kerjasama internasional dalam bidang lingkungan
UNEP juga memiliki berbagai program dan kegiatan yang fokus pada berbagai isu lingkungan, seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, polusi, pengelolaan sumber daya alam, dan ekonomi hijau
Inisiatif Ekonomi Hijau PBB (UNEP-GEI)
United Nations Environment Programme – Green Economy Initiative (UNEP-GEI) merupakan sebuah inisiatif yang diluncurkan oleh UNEP pada tahun 2008. Inisiatif ini bertujuan untuk membantu negara-negara dalam transisi ke ekonomi hijau.
Tujuan utama UNEP-GEI adalah meningkatkan pemahaman tentang ekonomi hijau, mengembangkan kebijakan dan program ekonomi hijau, mempromosikan investasi dalam ekonomi hijau, dan membangun kapasitas untuk transisi ke ekonomi hijau. Kegiatan UNEP-GEI yang dilakukan untuk mencapai tujuannya, antara lain:
- Melakukan penelitian dan analisis tentang ekonomi hijau
- Memberikan bantuan teknis kepada negara-negara berkembang
- Mempromosikan kerjasama internasional dalam bidang ekonomi hijau
- Meningkatkan kesadaran tentang ekonomi hijau
Pemerintah dan organisasi di berbagai negara
Banyak negara telah mengembangkan strategi dan program ekonomi hijau mereka sendiri, dengan beberapa contoh termasuk Jerman, Inggris, Korea Selatan, dan Indonesia.
Hal ini terjadi karena ekonomi hijau adalah sebuah gerakan yang terus berkembang, dan banyak pihak terus berkontribusi dalam pengembangan dan implementasinya.
Pemerintah Indonesia sendiri telah menunjukkan komitmennya terhadap ekonomi hijau dengan berbagai kebijakan dan program, seperti:
- Strategi Nasional Ekonomi Hijau (SNEH). Sebuah strategi nasional yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi hijau di Indonesia.
- Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau (PGEH). Sebuah program yang mendukung implementasi SNEH dengan menyediakan bantuan teknis dan keuangan kepada berbagai pihak.
- Indonesia Green Growth Program (IGGP). Sebuah program kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Global Green Growth Institute (GGGI) untuk mendukung transisi ke ekonomi hijau.
Tujuan Ekonomi Hijau
Ekonomi hijau memiliki beberapa tujuan utama. Tujuan-tujuan tersebut saling terkait dan saling memperkuat. Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, ekonomi hijau dapat membantu membangun masa depan yang lebih sejahtera, lestari, dan tangguh. Tujuan ekonomi hijau diantaranya:
Meningkatkan Kesejahteraan Manusia dan Kesetaraan Sosial
- Meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menyediakan akses ke energi bersih, air bersih, dan lingkungan yang sehat.
- Menciptakan lapangan kerja baru di sektor ekonomi hijau, seperti energi terbarukan, efisiensi energi, dan pengelolaan lingkungan.
- Mengurangi kemiskinan dan ketimpangan dengan memberikan peluang ekonomi yang lebih merata bagi semua orang.
Mengurangi Risiko Kerusakan Lingkungan
- Mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim.
- Melestarikan alam dan melindungi keanekaragaman hayati.
- Mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Membangun Ketahanan Ekonomi
- Meningkatkan ketahanan ekonomi terhadap perubahan iklim dan krisis lingkungan lainnya.
- Memastikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
- Meningkatkan efisiensi dan produktivitas ekonomi.
Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan
- Menemukan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
- Memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang.
- Menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang.
Baca Juga:
Tantangan Ekonomi Hijau
Ekonomi hijau selain menawarkan banyak manfaat, tetapi juga memiliki beberapa tantangan yang perlu diatasi agar dapat diimplementasikan secara efektif. Berikut beberapa tantangan utama:
Biaya Transisi
Transisi ke ekonomi hijau membutuhkan investasi awal yang besar dalam infrastruktur, teknologi, dan pendidikan. Biaya ini dapat menjadi beban bagi negara-negara berkembang dan sektor usaha kecil.
Kurangnya Dukungan Politik
Di beberapa negara, masih terdapat kurangnya komitmen politik untuk mendukung ekonomi hijau. Hal ini dapat menghambat pengembangan dan implementasi kebijakan yang diperlukan.
Kesadaran Masyarakat
Masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep ekonomi hijau dan manfaatnya. Hal ini dapat menghambat partisipasi masyarakat dalam upaya transisi ke ekonomi hijau.
Keterampilan dan Kapasitas
Diperlukan tenaga kerja dengan keterampilan dan pengetahuan baru untuk mendukung ekonomi hijau. Hal ini membutuhkan investasi dalam pendidikan dan pelatihan.
Kerjasama Internasional
Diperlukan kerjasama internasional untuk mengatasi masalah global seperti perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Hal ini dapat menjadi tantangan karena perbedaan kepentingan antar negara.
Meskipun terdapat berbagai tantangan, ekonomi hijau adalah model ekonomi yang penting untuk masa depan yang berkelanjutan. Untuk membangun masa depan yang lebih sejahtera, lestari, dan tangguh perlu mengatasi tantangan-tantangan ini dengan bekerja sama,.
Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru: Persamaan dan Perbedaan
Ekonomi hijau dan ekonomi biru adalah dua model ekonomi yang berfokus pada keberlanjutan dan kesejahteraan manusia. Persamaan ekonomi hijau dan ekonomi biru diantaranya Kedua model ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan melindungi lingkungan; Pendekatan kedua model ekonomi menggunakan pendekatan holistik yang mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan; dan kedua model ekonomi berlandaskan pada prinsip-prinsip seperti efisiensi sumber daya, kelestarian alam, dan keadilan sosial.
Perbedaan ekonomi hijau dan ekonomi biru diantaranya Ekonomi hijau berfokus pada pengurangan emisi karbon dan pelestarian lingkungan secara keseluruhan, sedangkan ekonomi biru berfokus pada pengelolaan sumber daya laut dan pesisir yang berkelanjutan.
https://sdgs.bappenas.go.id/faqs2/Selain itu ekonomi hijau mencakup berbagai sektor seperti energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan transportasi ramah lingkungan. Sedangkan ekonomi biru fokus pada sektor kelautan seperti perikanan, pariwisata bahari, dan energi laut. Dan dalam implementasinya, ekonomi hijau umumnya diterapkan di tingkat nasional dan global, sedangkan ekonomi biru dapat diterapkan di tingkat nasional, regional, dan lokal.
Namun pada intinya, ekonomi hijau dan ekonomi biru adalah dua model ekonomi yang saling melengkapi dan dapat membantu mencapai pembangunan berkelanjutan. Penerapan kedua model ekonomi ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan manusia, melindungi lingkungan, dan membangun masa depan yang lebih baik.
Eksplorasi konten lain dari Ariefrd.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.