Bayangkan sebuah profesi yang setiap harinya bergelut dengan harapan dan tantangan hidup banyak orang, pekerjaan sosial. Semangat tulus untuk membantu sesama adalah pilar utama profesi ini.

Namun, dedikasi yang begitu besar seringkali membawa konsekuensi tersendiri. Salah satunya adalah risiko kelelahan mendalam yang dikenal sebagai burnout. Fenomena inilah yang perlu kita pahami bersama, karena dampaknya tidak hanya dirasakan oleh para pekerja sosial, tetapi juga oleh kualitas bantuan yang mereka berikan kepada masyarakat.

Apa Itu Burnout dan Mengapa Relevan bagi Kita?

Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar istilah burnout. Secara sederhana, burnout dapat dianalogikan dengan kondisi baterai perangkat elektronik yang terus digunakan tanpa pengisian ulang. Dan pada akhirnya akan mencapai titik kelelahan bahkan mati total.

pekerja sosial mengalami burn out
Ilustrasi by freepik

Dalam konteks individu, burnout termanifestasi dalam berbagai gejala, mulai dari kelelahan kronis, perasaan sinis atau detachment (meskipun pada dasarnya memiliki kepedulian), gangguan tidur, hingga hilangnya makna dalam pekerjaan yang dilakukan.

Kondisi ini tentu patut diwaspadai! Mengingat peran sentral pekerja sosial sebagai garda terdepan dalam mewujudkan kesejahteraan sosial.

Mengapa Pekerjaan Sosial Rentan Terhadap Burnout?

Profesi pekerjaan sosial memiliki karakteristik unik yang menjadikannya rentan terhadap risiko burnout. Bayangkan spektrum permasalahan kompleks yang akan dihadapinya, dapat mencakup isu ekonomi yang mendesak, dinamika keluarga yang penuh tantangan, hingga perjuangan individu dengan masalah kesehatan mental.

Proses mendengarkan dan merespons berbagai kisah dan emosi tersebut memerlukan empati dan energi yang signifikan. Selain itu, keterbatasan sumber daya seringkali menjadi kendala dalam memberikan intervensi yang optimal.

Keinginan untuk membantu lebih banyak individu atau para pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) dengan sumber daya yang terbatas dapat menimbulkan frustrasi. Tekanan dari berbagai pihak juga dapat menambah beban psikologis.

Akumulasi dari tekanan dan keterlibatan emosional inilah yang berpotensi mengakibatkan kelelahan fisik dan mental. Atau yang kita kenal sebagai burnout.

Implikasi Burnout: Dampak yang Perlu Dipertimbangkan

Apabila burnout pada pekerja sosial tidak dapat dikelola dengan baik, implikasinya dapat sangat merugikan. Tidak hanya bagi diri pekerja sosial itu sendiri, tetapi juga bagi kualitas layanan yang diberikan.

Terhadap Individu

Burnout dapat menyebabkan penurunan kesehatan fisik, perubahan suasana hati yang signifikan, dan merenggangkan hubungan interpersonal. Semangat dan idealisme yang semula membara dapat meredup.

Terhadap Kinerja Profesional

Kondisi burnout dapat mengurangi fokus, meningkatkan potensi kesalahan dalam bekerja. Bahkan dapat menurunkan tingkat kesabaran pekerja sosial terhadap klien, dan bisa menjadi pemicu keinginan untuk meninggalkan profesi yang mulia ini.

Terhadap Klien

Individu yang membutuhkan bantuan dan dukungan justru berpotensi menerima layanan yang kurang optimal akibat kondisi mental pekerja sosial yang terpengaruh.

Baca Juga : Kampus Dengan Program Studi Kesejahteraan Sosial di Indonesia

Strategi Pencegahan dan Mitigasi Burnout untuk Pekerja Sosial

Mengingat potensi dampak negatif burnout, khususnya bagi pekerja sosial, maka penting untuk membekali diri pekerja sosial dengan strategi pencegahan dan mitigasi sejak dini.

Meningkatkan Kesadaran Diri

Identifikasi dini merupakan kunci. Kenali dan perhatikan sinyal-sinyal awal burnout. Perasaan seperti kelelahan yang berlebihan, iritabilitas yang meningkat, atau penurunan motivasi dapat menjadi indikator awal yang perlu diwaspadai.

Menetapkan Batasan Profesional yang Sehat

Keseimbangan antara kehidupan profesional dan personal adalah esensial. Hindari mengorbankan seluruh waktu dan energi hanya untuk pekerjaan. Alokasikan waktu untuk hobi, interaksi sosial, dan me-time. Kemampuan untuk mengatakan “tidak” pada permintaan di luar kapasitas juga merupakan keterampilan penting.

Membangun Jaringan Dukungan

Jangan ragu untuk berbagi beban pikiran dan perasaan dengan rekan seprofesi, atasan, atau senior. Perspektif dan pengalaman mereka dapat memberikan dukungan dan solusi yang berharga. Atau aktif dalam mencari dan membangun komunitas atau jaringan rekan kerja yang saling mendukung.

Mengadopsi Praktik Self-Care yang Efektif

Self-care bukan sekadar aktivitas relaksasi sesaat, melainkan tindakan yang secara aktif memulihkan energi fisik dan mental. Ini dapat berupa olahraga teratur, meditasi, mendengarkan musik, atau kegiatan lain yang memberikan ketenangan dan kesenangan.

Memanfaatkan Supervisi dan Bantuan Profesional

Jangan enggan untuk mencari bimbingan atau supervisi dari senior atau atasan ketika menghadapi kesulitan. Permintaan bantuan justru menunjukkan komitmen Anda terhadap kualitas layanan yang diberikan.

Mendorong Lingkungan Kerja yang Suportif

Kesadaran akan pentingnya kesejahteraan pekerja sosial juga perlu ditanamkan dalam organisasi dan lingkungan kerja. Sistem dukungan yang memadai, supervisi yang konstruktif, dan beban kerja yang realistis merupakan faktor penting dalam mencegah burnout. Pemahaman terhadap potensi risiko burnout sejak dini akan membantu Anda dalam memilih lingkungan kerja yang mendukung di masa depan.

Baca Juga : Kesehatan Jiwa: Prinsip-Prinsip Pelayanan Psikologis Kepada Penyintas Bencana

Menjaga Diri Demi Keberlanjutan Pengabdian

Pekerja sosial adalah aset berharga bagi masyarakat. Kemampuan pekerja sosial untuk memberikan kontribusi yang signifikan sangat bergantung pada kesejahteraan diri mereka. Apabila kamu sebagai pekerja sosial dan mengalami burnout, efektivitas dalam membantu orang lain akan menurun.

Terima kasih sudah meluangkan waktu membaca tulisan ini! Jika kamu ingin berbagi pengetahuan atau pengalaman, silakan kirimkan tulisan kamu ke alamat email dibawah. Semoga kita dapat terus bekerja sama dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Sekali lagi, terima kasih banyak atas dukungannya. Saya berharap semua aktivitas yang kita jalankan saat ini berjalan dengan baik dan dalam penyertaan yang ALLAH Yang Maha Kuasa.

Oleh karena itu, mulailah dari sekarang untuk meningkatkan kesadaran akan isu burnout. Jaga kesehatan mental dan fisik kalian dengan baik. Dan jangan ragu untuk mencari dukungan apabila dibutuhkan.

Dengan demikian, kamu akan mampu menjalankan tugas mulia ini secara efektif dan berkelanjutan, memberikan dampak positif yangOptimal bagi individu dan masyarakat yang dilayani. Salam SUKSES dan SEHAT untuk Kita semua!

Semangat!

Eksplorasi konten lain dari Ariefrd.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca